Sabtu, 14 Februari 2015

Analisa Perilaku Politikus menjelang Pemilu/Pilkada

Menganalisa tentang Perilaku Politikus menjelang Pemilu/Pilkada

Menurut pengamatan saya, menjelang pemilu/pilkada para politikus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, memberikan pengarahan tentang tatacara pencoblosan yang baik dan benar, agar mereka para masyarakat dapat memilih pemimpin yang sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan.
Tetapi ada beberapa politikus atau caleg yang menggunakan sistem money politik. Mereka memang sangat mengetahui dengan benar bahwa sistem tersebut salah, tetapi karena tuntutan yang mengharuskan mereka untuk berbuat seperti itu.
Karena mereka beranggapan bahwa money politik telah menjadi cara praktis untuk memenangkan Pemilu dengan mengabaikan akal sehat dalam berdemokrasi. Celakanya, mereka yang menggunakan politik uang inilah yang banyak terpilih karena menjadi pilihan masyarakat.
Bahkan masyarakatpun yang ingin diberi uang ketika caleg tersebut ingin dipilih oleh masyarakat, sehingga untuk tahun sekarang ini dalam hal politik uang bukanlah hal yang asing atau tabu lagi karena semua kalangan masyarakat maupun politikus lainnya sudah mengetahui benar tentang hal ini.
Dan menurut saya, rekrutmen politik di daerah justru terkesan asal-asalan.  Partai politik terlihat kesulitan melakukan rekrutmen politik untuk Caleg karena terbatasnya kader yang dimilikinya. Padahal jika fungsi rekrutmen ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan Pemilu dan diiringi dengan proses sosialisasi kepada masyarakat dengan benar, barangkali partai tidak akan kesulitan mendapatkan kader yang berkualitas.
Namun agaknya cara ini belum pernah diupayakan dengan maksimal oleh partai politik. Sehingga yang dapat kita liat bahwa pada akhirnya politikus hanya aktif menjelang Pemilu tapi pasif setelah Pemilu dilaksanakan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar