“Seindah apa pun huruf terukir,
dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada
spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang
bila ada ruang?”
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Pegang tanganku, tapi jangan terlalu
erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.(Spasi)”
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Kita tidak bisa menyamakan kopi
dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya
sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.”
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Seindah apa pun huruf terukir,
dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda?
Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?”
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?”
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Bila engkau ingin
satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan. Mencari
Herman”
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
“Walau tak ada yang sempurna, hidup
ini indah begini adanya. Filosofi Kopi”
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
"Sesempurna
apa pun kopi yang dibuat, kopi tetaplah kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin
disembunyikan."
‒Filosofi Kopi [1996]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar