A.
Ciri-ciri
Administrasi Pembangunan
Sudah menjadi kesepakatan umum,
baik oleh para negarawan, politisi, birokrat, maupun oleh para ilmuan, bahwa
Administrasi Pembangunan merupakan salah
satu disiplin ilmiah dalam “rumpun” Administrasi negara.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang
terjadi dengan sangat pesat, tidak terkecuali ilmu admiistrasi pembangunan,
sesungguhnya perkembangan ini merupakan akibat dari berbagai faktor yang
semuanya berkisar pada dinamika umat islam. Begitu pula dengan disiplin ilmu
administarsi pembangunan, ada beberapa ciri-ciri yang membedakan antara
administrasi dengan ilmu-ilmu yang lain yaitu:
a. Ciri
pokok pertama, adalah orientasi administrasi pembangunan lebih mengarah kepada
usaha
perubahan-perubahan keadaan yang dianggap lebih baik.
b. Ciri
pokok yang kedua adalah administrasi pembangunan melakukan perbaikan dan
penyempunaan administrasi dikaitkan dengan aspek perkembangan dibidang-bidang
lain seperti
ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain.
Usaha-usaha perubahan dibidang
administrasi saling pengaruh-mempengaruhi diikuti dengan perubahan-perubahan
dibidang lain. Perbaikan-perbaikan administrasi dapat mempunyai efek
manipulatif terhadap perubahan-perubahan di bidang lain,dan pembangunan
–pembangunan dibidang lain juga akan memberi pengaruh perubahan di bidang
administrasi.
Pendekatan administrasi pembangunan
merupakan cara pendekatan yang merupakan bagian dari suatu keseluruhan proses
pembangunan sebagai proses perubahan sosial yang menyeluruh. Administrasi
memberikan jasa (pelayanan) untuk pembangunan tersebut dan juga menjadi hasil
dari pembangunan itu sendiri.
B.
Paradigma
Pembangunan
Pembangunan, menurut
literatur-literatur ekonomi pembangunan sering didefinisikan sebagai suatu
proses yang berkesinambungan dari peningkatan pendapatan riil per kapita
melalui peningkatan jumlah dan produktifitas sumber daya.
Teori pertumbuhan ekonomi dapat
ditelusuri seditak-tidaknya sejak abad ke-18. Paradigma-paradigma pembangunan
yang disusun oleh para teoritis dan perencanaan pembangunan tidak bisa
dipungkiri lebih berputar kepada pendekatan
teoritis dan keilmuan daripada sebuah kajian konseptual yang lebih mengacu
kepada praktik.
Pada akhirnya merupakan akumulasi
pendekatan yang saling melengkapi, dan tidak perlu saling dipertentangkan. Akan
tetapi, pendekan-pendekatan tersebut di dalam pengembangannya dan kebijakan
pembangunan cenderung bersifat sektarian, atau sangat menonjolkan salah satu
dan mengabaikan yang lain.
Pendekatan manajemen lebih mampu
mendekati permasalahan dan menemukan solusi yang bersifat win-win, pendekatan
ekonomi dan politik biasanya lebih bersifat “zero sum game”.
Seperti dikemukakan sebelumnya,
masyarakat modern adalah masyarakat yang telah berubah dari masyarakat
paguyuban menjadi masyarakat organisasi. Hanya managemen yang memampukan
organisasi membentuk organisasi sebagai “organisasi” (bukan hanya sekedar
gerombolan orang-orang) dan kemudian mengkreasiakn niali yang memerikan manfaan
kepada masyarakat.
Pendekatan managemen dimulai dengan
menyusun Visi, disusul Misi, Strategi, dan Aksi Pembangunan. Visi adalah arah
kemana kita hendak pergi. Misi adalah alasan keberadaan kita sebagai bangsa.
Visi dan Misi pembangunan Indonsia harus sama bagi setiap organisasi dan
masyarakat, namun aspirasinya dapat berlainan sesuai dengan tempat kondisi
masing-masing.
“Stategi” adalah cara untuk mecapai
tujuan. Pada era Orde Baru strategi pembangunan bertumpu pada pengejaran
efisiensi daripada partisipasi. Namun, bukan berarti dengan demikian yang
tersedia adalah pilihan demokrasi atau partisipasi. Karena produktivitas tetap
nomor satu, produktivitas adalah adalah modal dasar pertumbuhan.
Sumber: Afifuddin. Pengantar Administrasi Pembangunan: Konsep, Teori damn Implikasinya di Era Reformasi. 2012. Bandung: AlfaBeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar