Kamis, 19 Februari 2015

Ciri dan Paradigma Administrasi Pembangunan

A.    Ciri-ciri Administrasi Pembangunan
Sudah menjadi kesepakatan umum, baik oleh para negarawan, politisi, birokrat, maupun oleh para ilmuan, bahwa Administrasi Pembangunan merupakan  salah satu disiplin ilmiah dalam “rumpun” Administrasi negara.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi dengan sangat pesat, tidak terkecuali ilmu admiistrasi pembangunan, sesungguhnya perkembangan ini merupakan akibat dari berbagai faktor yang semuanya berkisar pada dinamika umat islam. Begitu pula dengan disiplin ilmu administarsi pembangunan, ada beberapa ciri-ciri yang membedakan antara administrasi dengan ilmu-ilmu yang lain yaitu:
              a. Ciri pokok pertama, adalah orientasi administrasi pembangunan lebih mengarah kepada usaha
             perubahan-perubahan keadaan yang dianggap lebih baik.
              b. Ciri pokok yang kedua adalah administrasi pembangunan melakukan perbaikan dan
              penyempunaan administrasi dikaitkan dengan aspek perkembangan dibidang-bidang lain seperti
              ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain.
Usaha-usaha perubahan dibidang administrasi saling pengaruh-mempengaruhi diikuti dengan perubahan-perubahan dibidang lain. Perbaikan-perbaikan administrasi dapat mempunyai efek manipulatif terhadap perubahan-perubahan di bidang lain,dan pembangunan –pembangunan dibidang lain juga akan memberi pengaruh perubahan di bidang administrasi.
Pendekatan administrasi pembangunan merupakan cara pendekatan yang merupakan bagian dari suatu keseluruhan proses pembangunan sebagai proses perubahan sosial yang menyeluruh. Administrasi memberikan jasa (pelayanan) untuk pembangunan tersebut dan juga menjadi hasil dari pembangunan itu sendiri.

B.    Paradigma Pembangunan
Pembangunan, menurut literatur-literatur ekonomi pembangunan sering didefinisikan sebagai suatu proses yang berkesinambungan dari peningkatan pendapatan riil per kapita melalui peningkatan jumlah dan produktifitas sumber daya.
Teori pertumbuhan ekonomi dapat ditelusuri seditak-tidaknya sejak abad ke-18. Paradigma-paradigma pembangunan yang disusun oleh para teoritis dan perencanaan pembangunan tidak bisa dipungkiri  lebih berputar kepada pendekatan teoritis dan keilmuan daripada sebuah kajian konseptual yang lebih mengacu kepada praktik.
Pada akhirnya merupakan akumulasi pendekatan yang saling melengkapi, dan tidak perlu saling dipertentangkan. Akan tetapi, pendekan-pendekatan tersebut di dalam pengembangannya dan kebijakan pembangunan cenderung bersifat sektarian, atau sangat menonjolkan salah satu dan mengabaikan yang lain.
Pendekatan manajemen lebih mampu mendekati permasalahan dan menemukan solusi yang bersifat win-win, pendekatan ekonomi dan politik biasanya lebih bersifat “zero sum game”.
Seperti dikemukakan sebelumnya, masyarakat modern adalah masyarakat yang telah berubah dari masyarakat paguyuban menjadi masyarakat organisasi. Hanya managemen yang memampukan organisasi membentuk organisasi sebagai “organisasi” (bukan hanya sekedar gerombolan orang-orang) dan kemudian mengkreasiakn niali yang memerikan manfaan kepada masyarakat.
Pendekatan managemen dimulai dengan menyusun Visi, disusul Misi, Strategi, dan Aksi Pembangunan. Visi adalah arah kemana kita hendak pergi. Misi adalah alasan keberadaan kita sebagai bangsa. Visi dan Misi pembangunan Indonsia harus sama bagi setiap organisasi dan masyarakat, namun aspirasinya dapat berlainan sesuai dengan tempat kondisi masing-masing.
“Stategi” adalah cara untuk mecapai tujuan. Pada era Orde Baru strategi pembangunan bertumpu pada pengejaran efisiensi daripada partisipasi. Namun, bukan berarti dengan demikian yang tersedia adalah pilihan demokrasi atau partisipasi. Karena produktivitas tetap nomor satu, produktivitas adalah adalah modal dasar pertumbuhan.

Sumber: Afifuddin. Pengantar Administrasi Pembangunan: Konsep, Teori damn Implikasinya di Era Reformasi.  2012. Bandung: AlfaBeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar